Senin, 09 Desember 2013

Lembur Batik Cimahi, Merawat Tradisi Lama dengan Menciptakan Kreasi Baru

Buat kamu yang senang berwisata ke Bandung, tentu menyempatkan diri untuk belanja ke factory outlet maupun distro-distro. Pakaian seperti apa yang biasanya kamu beli? Pakaian-pakaian model terbaru? Atau kamu lebih suka yang tradisional? Bagaimana kalau ada sesuatu yang berasal dari tradisi lama namun dikreasikan menjadi sesuatu yang baru?
 
Coba deh kamu main ke Cimahi. Kota yang bertetangga dengan kota Bandung di sebelah Barat ini memiliki Lembur Batik Cimahi. Showroom atau galeri batik ini terletak di Jalan Pesantren No. 131, Cibabat, Cimahi. Sebuah tempat wisata yang asyik untuk belanja, juga asyik untuk belajar batik. Yang dijual di sini tidak hanya kain dan pakaian batik aneka motif dan warna, tapi juga ada kriya dan aksesoris buatan tangan berbahan dasar batik seperti kalung, gelang, sandal, bros, bantal, sarung bantal, hingga tas. Selain itu, ada program edukasi seperti pelajaran dasar-dasar membatik untuk tingkat playgroup hingga mahasiswa, juga kunjungan kewirausahaan untuk instansi-instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Lembur Batik juga tidak segan untuk mengadakan pelatihan membatik di luar galerinya, mereka pernah mengadakan pelatihan membatik di Miko Mall, Kopo. Bahkan kalau kamu mau pesan seragam batik juga bisa lho. Motif, model dan warnanya bisa disesuaikan dengan keinginan kamu. Lembur Batik juga membuka kesempatan untuk kamu yang berminat menjadi agen atau re-seller produk-produk mereka.




Mungkin di antara kamu ada yang belum pernah mendengar soal batik motif Cimahi. Jika motif-motif batik di daerah Jawa diwariskan dari tradisi nenek moyang sejak jaman dahulu, motif batik Cimahi memang belum lama dilahirkan. Bermula dari instruksi Sendi Yusuf, istri mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf yang pada waktu itu merupakan Ibu Batik Jawa Barat. Sendi Yusuf menginstruksikan kepada setiap kota di Jawa Barat untuk memiliki batik ciri khas kotanya masing-masing. Itoc Tochija yang menjabat sebagai walikota Cimahi saat itu tergerak untuk memiliki batik di kotanya sendiri. Tentu saja tidak bisa sembarangan dalam menciptakan motif batik. Mereka melakukan survei terlebih dahulu terhadap motif-motif batik yang ada di Jawa Barat. Maka dipilihlah tiga tema yang dianggap bisa mewakili kota Cimahi, yaitu Ciawitali, Cirendeu dan Kujang. Kemudian diadakan perlombaan desain motif batik dengan ketiga tema tersebut dalam rangkaian peringatan ulang tahun kota Cimahi ke-8 pada tahun 2009. Dari perlombaan itu terpilihlah satu pemenang yang menciptakan motif Anyaman Bambu dari tema Ciawitali. Motif inilah yang kemudian diambil oleh Lembur Batik untuk dikembangkan hingga saat ini.

Setelah perlombaan tersebut, pemkot Cimahi tidak tinggal diam. Mereka memanggil para pengusaha untuk mengembangkan motif-motif batik tersebut. Salah satu pengusaha tersebut adalah Ibu Hj. Ria Triwanto. Bersama suaminya, Triwanto, ia mendirikan Lembur Batik di Cimahi pada tahun 2009. Pada awalnya, mereka tidak memiliki latar belakang usaha batik sama sekali. Ibu Hj. Ria Triwanto adalah pengusaha di bidang fashion yang khusus menjual baju-baju muslim rancangannya sendiri selama bertahun-tahun. Kemudian ia mengikuti pelatihan di Batik Komar hingga mendapat sertifikat. Para pengrajin batik cap yang direkrut oleh Lembur Batik juga diikutsertakan dalam pelatihan di Batik Komar. Lembur Batik sengaja tidak memanggil pengrajin batik dari kota lainnya, mereka lebih memilih untuk memberdayakan warga sekitar sebagai pengrajin dan karyawan. Proses produksi batik di sini pun berkembang. Dulu mereka belum bisa melakukan proses pewarnaan kain batik secara mandiri, masih membutuhkan bantuan dari pihak lain. Kini, setelah empat tahun, Lembur Batik melakukan seluruh proses produksinya secara mandiri. Batik-batik produksinya pun sudah melanglang buana hingga ke mancanegara, seperti Australia, Singapura, dan Korea. Mereka adalah tamu-tamu dari Kodam maupun kawan-kawan dari mahasiswa-mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bandung yang berkunjung ke Lembur Batik.





Kreasi motif batik yang sudah ada pun berkembang. Berawal dari tiga tema yang diusung pada saat perlombaan, Lembur Batik menciptakan dua motif baru, yaitu Curug Cimahi dan Pusdik. Dari kelima tema tersebut dikembangkan lagi menjadi 25 varian motif batik. Lembur Batik memang tidak pernah berhenti dalam berkreasi. Ibu Hj. Ria Triwanto sendiri secara berkala terus mengkreasikan motif-motif yang ada dan membahasnya bersama para pegawainya. Ini adalah usaha untuk menjaga dan melestarikan batik Cimahi. Dengan kreasi-kreasi baru, diharapkan batik Cimahi dapat semakin berkembang dan budaya bangsa menjadi semakin kaya. (TIS)



Source : bandungreview.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar